Membangun Mahasiswa Berprestasi, Berkarakter, dan Bermental Sehat
Yogyakarta – Jumat, 10 Oktober 2025, mahasiswa baru dan mahasiswa semester tiga Program Studi Pendidikan Fisika mengikuti Bridging Program bertema “Membangun Mahasiswa Berprestasi, Berkarakter, dan Bermental Sehat.” Kegiatan ini berlangsung selama dua hari, Jumat–Sabtu, 10–11 Oktober 2025, sebagai bagian dari upaya program studi menyiapkan mahasiswa agar lebih siap secara mental, sosial, dan akademik.
Program ini bukan sekadar kegiatan pengenalan, tetapi jembatan bagi mahasiswa untuk memahami arah dan nilai-nilai kehidupan kampus yang sesungguhnya. Di era perubahan cepat dan tantangan global yang kompleks, mahasiswa dituntut tak hanya cerdas dalam memahami teori fisika, tetapi juga tangguh dalam berpikir dan berperilaku.
“Fisika itu bukan hanya soal rumus, tapi cara berpikir logis, kritis, dan teratur. Melalui kegiatan ini, kami ingin mahasiswa belajar mengelola diri agar bisa tumbuh menjadi ilmuwan pendidik yang utuh, cerdas, berkarakter, dan sehat secara mental,” ujar Ibu Dr. Syahdara Anisa Makruf, M.Pd.I, narasumber pada sesi Manajemen Diri dan Pembentukan Habit Mahasiswa. Mahasiswa diajak memahami pentingnya membangun kebiasaan positif sejak awal perkuliahan: mengatur waktu, berdisiplin, dan menjaga konsistensi. “Konsistensi itu lebih penting daripada semangat sesaat,” tambahnya, “karena dunia kerja dan akademik nanti menuntut daya tahan, bukan hanya kepintaran.”
Pada sesi lain diisi oleh Ibu Dr. Dewi Eko Wati, M.Psi., yang membahas Kesehatan Mental dan Manajemen Stres. Beliau menekankan pentingnya mengenali diri dan membangun daya lenting (resiliensi) agar mahasiswa tidak mudah goyah menghadapi tekanan akademik. “Mahasiswa sering lupa bahwa menjaga kesehatan mental sama pentingnya dengan menyelesaikan tugas kuliah,” ujarnya lembut, disambut tepuk tangan peserta.
Suasana menjadi lebih hidup saat Bapak Hermanto, M.Hum. memandu sesi Public Speaking. Ia mengajak mahasiswa berlatih berbicara di depan umum dengan percaya diri. “Berani tampil bukan berarti tidak takut, tapi berani menghadapi rasa takut itu sendiri,” katanya sambil tersenyum. Suasana tawa dan tepuk tangan mengisi ruangan saat mahasiswa mencoba tampil satu per satu.
Kegiatan hari kedua ditutup oleh Suci Musvita Ayu, M.P.H., dengan materi Pergaulan dan Kesehatan Reproduksi. Ia mengingatkan pentingnya menjaga diri dalam pergaulan dan memahami batas etika dalam relasi sosial. “Mahasiswa Fisika harus cerdas dalam berpikir dan bijak dalam bergaul,” pesannya.
Salah satu peserta, Hajar Aswat, mahasiswa angkatan 2024, mengaku mendapat banyak pelajaran dari kegiatan ini. “Awalnya saya kira ini hanya kegiatan pembekalan biasa. Tapi ternyata banyak hal penting yang membuka pikiran saya tentang bagaimana menjadi mahasiswa yang tangguh dan sehat mentalnya,” ujarnya.
Kaprodi Pendidikan Fisika, Bapak Eko Nusrulistiyo, M.Pd., menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk komitmen prodi untuk mendukung perkembangan mahasiswa secara menyeluruh. “Kami ingin mahasiswa Pendidikan Fisika tidak hanya unggul dalam akademik dan pedagogik, tetapi juga memiliki karakter kuat dan kesiapan mental menghadapi dunia nyata. Bridging ini adalah langkah kecil menuju arah itu,” ungkapnya.
Menjelang penutupan, para peserta diajak menuliskan satu komitmen pribadi yang ingin dijaga selama masa kuliah. Dari kertas kecil yang terkumpul, sebagian besar berisi tekad sederhana namun tulus: menjadi mahasiswa yang konsisten, berani, dan bahagia. Dua hari itu menegaskan bahwa menjadi mahasiswa Fisika bukan sekadar mempelajari hukum Newton atau teori gelombang, tetapi juga tentang memahami diri sendiri. Bahwa keseimbangan antara ilmu, karakter, dan kesehatan mental adalah fondasi sejati untuk membangun generasi pendidik masa depan yang berdaya dan berintegritas.