Jaga Kesehatan mental mahasiswa, Prodi Pendidikan Fisika UAD adakan “namplek bareng” dosen dan mahasiswa
Yogyakarta – Menyikapi banyaknya kasus kesehatan mental mahasiswa yang kurang baik, yang berujung ke hal yang tidak diinginkan, Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Ahmad Dahlan (UAD) mengadakan program untuk merawat kesehatan mental mahasiswa dengan cara yang unik dan menyenangkan, “namplek bareng dosen dan mahasiswa”. Kegiatan ini merupakan kegiatan olahraga badminton bersama antara dosen dan sesama mahasiswa. Hal ini sebagai salah satu upaya untuk mengurangi tekanan akademik yang seringkali dialami mahasiswa.
Kegiatan namplek bareng ini diadakan secara rutin setiap hari Sabtu pagi di lapangan olahraga Jambidan. Kegiatan ini diikuti oleh sebagian besar mahasiswa Prodi Pendidikan Fisika, mahasiswa PPG Bidang Fisika, dan dosen. Kegiatan ini menjadi momen yang sangat dinantikan oleh para mahasiswa, karena selain sebagai sarana olahraga, juga menjadi wadah untuk bersosialisasi dan bersantai.
Salah seorang mahasiswa, Gress Faihah, mengatakan, “Rutinitas akademik kadang-kadang bisa membuat kami stres, dan kami merasa membutuhkan kegiatan yang dapat sedikit melepaskan tekanan itu. Alhamdulillah program studi mengadakan program namplek bareng ini, bermain badminton bersama dosen dan teman-teman merupakan sarana untuk berolahraga dan mengurangi stres.”
Kegiatan namplek bareng, yang merupakan kerjasama antara program studi dan himpunan mahasiswa (HMPS) ini, bukan hanya olahraga yang menyehatkan saja, tetapi juga memungkinkan mahasiswa untuk berinteraksi dengan dosen dan sesama mahasiswa tanpa ada tekanan akademik. Ini membantu dalam memperkuat hubungan antara mahasiswa dan dosen, yang pada akhirnya akan mendukung lingkungan belajar yang lebih baik.
Salah satu dosen Program Studi Pendidikan Fisika, Dr. Moh. Irma Sukarelawan, mengungkapkan bahwa ia merasa senang melihat antusiasme mahasiswa dalam mengikuti kegiatan ini. “Kesehatan mental adalah hal yang sangat penting, terutama di kalangan mahasiswa. Kami berharap bahwa kegiatan semacam ini akan memberikan dorongan positif bagi mereka dan membantu mereka merasa lebih santai dan bahagia dalam pengembaraan akademik mereka di UAD.”
Kegiatan berlangsung penuh semangat dan antusiasme, dengan banyak tawa dan senyuman dari peserta. Hal ini dapat menjadi contoh yang baik bagaimana kegiatan olahraga seperti badminton dapat menjadi alat yang efektif untuk merawat kesehatan mental di tengah tekanan akademik.
Kegiatan semacam ini juga diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi prodi lainnya untuk mengadakan kegiatan serupa yang mendukung kesehatan mental mahasiswa. Dalam dunia pendidikan yang semakin kompetitif, menjaga kesehatan mental mahasiswa adalah hal penting yang harus menjadi perhatian untuk semua pihak terkait.