Lolos Hibah Kemendikbud, Pendidikan Fisika Inovasikan Teknologi Asistif untuk Mahasiswa Berkebutuhan Khusus
Program Studi Pendidikan Fisika berhasil lolos pendanaan Hibah Kemendikbud Riset Dikti. Berdasarkan Surat pengumuman yang dikeluarkan tanggal 4 Juni 2021 dengan nomor 2432/E2/PB.03.01/2021, menyatakan bahwa Prodi Pendidikan Fisika lolos dalam Penerima Bantuan Dana Inovasi Pembelajaran dan Teknologi Bantu (teknologi asistif) untuk Mahasiswa Berkebutuhan Khusus di Perguruan Tinggi.
Selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika, Eko Nursulistiyo, M.Pd menerangkan bahwa proses pengajuan proposal untuk penerimaan bantuan dana inovasi pembelajaran ini mengikuti panduan yang sudah ditentukan oleh pihak Dikti.
“Dalam pengajuan proposal selain diskusi dengan tim, kami juga meminta saran dan masukan atas proposal kepada ahli dan dosen yang memiliki pengalaman dalam bidang tersebut. Tujuan pengajuan proposal ini juga sebagai salah satu upaya untuk mendukung implementasi kebijakan MBKM di lingkungan UAD,” terang Eko, yang juga sekaligus sebagai ketua tim riset inovasi asistif.
Dengan mendapatkan Hibah Bantuan Dana Inovasi Pembelajaran dan Teknologi Bantu (teknologi asistif) untuk mahasiswa berkebutuhan khusus ini menjadi wujud perluasan akses pendidikan dan pembelajaran terutama kepada Mahasiswa Berkebutuhan Khusus dalam rangka mencapai Indikator Kinerja Utama UAD dan Program Studi Pendidikan Fisika yang telah ditetapkan.
“Adapun tujuan lainnya yaitu mengembangkan perangkat eksperimen fisika untuk siswa/mahasiswa berkebutuhan khusus yang terintegrasi dalam Remote Physics Laboratoy (R-PhyLab). Sejauh ini di Pendidikan Fisika belum ada mahasiswa yang berkebutuhan khusus, jadi kami hanya menyiapkan perangkat pembelajaran yang akan diujicobakan ke mahasiswa berkebutuhan khusus di Universitas lain atau di sekolah,” paparnya.
Model Pembelajaran Inovatif sendiri merupakan rancangan atau desain pembelajaran yang memberi peluang mahasiswa berkebutuhan khusus untuk mengkonstruksi pengetahuannya dan berpartisipasi secara aktif dalam proses pembelajaran. Rancangan atau desain pembelajaran tersebut mampu menunjukkan kebaruan dalam rangka untuk menghasilkan solusi dan gagasan di luar bingkai konservatif/konvensional.
“Teknologi Bantu (teknologi asistif) adalah payung besar terminologi yang menyangkut segala alat yang bersifat membantu, adaptif, dan rehabilitatif digunakan oleh individu berkebutuhan khusus,” tutupnya.
Ia berharap kedepannya UAD siap menerima mahasiswa berkebutuhan khusus, karena perangkat sudah disiapkan, khususnya untuk Prodi Pendidikan Fisika. (*tal)