Pelatihan untuk Mahasiswa USANT
Yogyakarta (19/1), Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Ahmad Dahlan memberikan pelatihan kepada dosen dan mahasiswa delegasi dari University of Saint Anthony (USANT), Filipina. Materi pelatihan yang diberikan berupa pengembangan aplikasi Android untuk media pembelajaran sains. Selain mahasiswa USANT, turut pula mahasiswa program SEA Teacher dari Thailand dan Filipina juga. Pelatihan yang diikuti lebih kurang enam belas peserta ini diselenggarakan di Laboratorium Teknologi Pembelajaran Sains (LTPS), yang merupakan laboratorium pusat pengembangan teknologi media pembelajaran termutakhir, yang terletak di kampus 3 Universitas Ahmad Dahlan. Kegiatan ini merupakan implementasi MoU antara Universitas Ahmad Dahlan dan USANT yang sudah memasuki tahun ketiga.
Dalam sambutannya, Bapak Eko Nursulistiyo, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika, yang baru dilantik, menyampaikan bahwa media pembelajaran berbasis TIK khususnya aplikasi android merupakan suatu keniscayaan. Jutaan aplikasi android sudah tersebar di play store, namun sebagian besar adalah game, sebagian memang berisi materi pembelajaran, namun materi pembelajaran yang secara umum, yang belum tentu sesuai dengan karakteristik peserta didik. “Oleh karena itu, sebagai guru dan calon guru sudah seyogyanya mampu mengembangkan media pembelajaran sendiri yang sesuai dengan karakter peserta didik”, imbuhnya.
Dalam pelatihan yang digawangi oleh crew LTPS ini, yang juga merupakan mahasiswa Prodi Pendidikan Fisika, yang juga ahli dalam pengembangan media, disampaikan cara membuat aplikasi android menggunakan piranti online App Inventor 2, yang dikembangkan oleh MIT, yang awalnya milik google, sebelum google menciptakan software Android Studio. Menggunakan App Inventor, dengan mudah dapat dikembangkan aplikasi Android tanpa perlu dipusingkan dengan script. Dalam App Inventor script sudah di-“enkripsi”-kan dalam bentuk puzzle yang cantik nan berwarna-warni, kita cukup memasangkannya dengan pasangan yang cocok dan dengan logika yang pas. Maka aplikasi android kita sudah bisa running di gawai yang kita punyai.
Apresiasi diberikan oleh para peserta pelatihan, mereka menyampaikan bahwa apa yang disampaikan merupakan hal yang baru, yang belum pernah mereka dapatkan sebelumnya. Mereja juga berharap pelatihan seperti ini bisa diadakan pula di Filipina. Seperti yang disampaikan oleh Lyndon Jay, mahasiswa dari USANT, “Kami sangat senang pelatihan di sini, alat-alatnya lengkap dan mendukung pengembangan media pembelajaran, semoga pelatihan ini dapat diterapkan di Filipina”, terangnya, tentu saja dalam Bahasa Inggris. Lain lagi dengan Halowyn Keye yang awalnya menganggap membuat media itu sulit, namun setelah praktek ternyata mudah. “Saya pikir belajar membuat media ini akan susah, tetapi setelah saya mempraktikkannya ternyata menarik dan menjadi pengalaman yang dapat digunakan pada saat saya mengajar nanti”, imbuhnya dengan Bahasa Inggris beraksen Filipina yang begitu kentalnya.
Dengan slogan utamanya unggul dalam teknologi pembelajaran fisika, Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Ahmad Dahlan selalu berusaha menghadirkan teknologi termutakhir untuk mendukung pembelajaran fisika/sains di kelas. Dengan bantuan TIK, diharapkan mampu menyuguhkan pembelajaran dengan menarik dan menyenangkan, sehingga stigma bahwa fisika itu sulit bisa mulai terkikis. (*fbr)